PENGARUH PUPUK KANDANG DAN PUPUK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L) (proposal)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Selain bahan pangan, sayur bukanlah makanan pokok.
Melainkan hanya sebagai pelengkap. Meskipun sayuran tumbuh melimpah di
Indonesia, namun umumnya berupa sayuran dataran tinggi. Sayur yang tumbuh di
dataran rendah lebih sedikit jumlahnya. Tak heran bila ada daerah yang berlimpah
sayur, sementara beberapa daerah tertentu seperti kota – kota besar di
Kalimantan, Sulawesi dan Irian kekurangan sayur untuk dikonsumsi. Tanaman
kacang panjang berasal dari daerah tropis India dan Afrika, terutama Abissinia
ataupun Ethiopia (Nazaruddin, 1993).
Kacang
panjang merupakan salah satu jenis tanaman kacang – kacangan yang telah lama
dibudidayakan oleh petani, baik secara monokultur maupun tanaman sela. Tanaman
ini mudah ditanam di lahan dataran rendah maupun dataran tinggi, baik di tanah
sawah, tegalan maupun tanah pekarangan. Faktor yang terpenting yang paling
mempengaruhi pertumbuhan kacang panjang adalah kecukupan air (Samadi, 2003).
Kacang
panjang bersifat dwiguna, artinya sebagai sayurang polong yang penting dan
sebagai penyubur tanah tanaman karena pada akar – akarnya terdapat bintil –
bintil rhizobium. Bakteri tersebut berfungsi mengikat nitrogen bebas dari
udara, itu juga penyebabnya petani banyak menanami di pematang sawah (Sunarjono,
2003).
Menurut
Pitojo, 2006. Kacang panjang adalah salah satu bahan pangan dalam bentuk sayuran
yang banyak di konsumsi oleh mayarakat Indonesia. Pada saat tanaman kacang
panjang masih muda berikut daunnya dapat dipakai sebagai bahan pangan
(lalapan). Peranan penting kacang panjang tersebut diikuti dari komposisi
nutrisi yang terdapat pada bagian daun, polong muda, maupun pada biji kacang
panjang. Kandungan gizi kacang panjang pada 100 gr, dapat dilihat pada tabel 1
dibawah ini.
Tabel 1. Kandungan gizi kacang panjang pada 100
gr.
Kandungan gizi Daun
Muda Polong Muda
Biji Kering
Kalori (kal)
34 44 357
Protein (g) 4,10 3,70
17,30
Lemak (g) 0,40 0,30 1,50
Karbohidrat (g) 5,80
8,50 70,00
Serat (g) -
2,80
70,00
Abu (g) - 0,80 -
Kalsium (mg) 134,00 114,00 163,00
Fosfor (mg) 145,00
65,00 437,00
Besi (mg) 6,20 1,10 6,90
Natrium (mg) - 1,00 -
Kalium (mg) - 216,00 -
Vitamin A (SI) 5.240,00 1.035,00 -
Vitamin B1 (mg) 0,28
0,17 0,57
Vitamin B2 (mg) - 0,10 -
Vitamin C (mg) 29,00
36,00 2,00
Niasin (mg) - 1,10 -
Sumber : Depkes RI (cit. Rahmat rukmana, 1994).
Salah
satu hal yang menarik dalam usaha budidaya kacang panjang adalah permintaan
pasarnya yang cukup tinggi. Pasar mampu menyerapnya, sekalipun produksi
meningkat pada saat panen. Di pandang dari sudut ekonomi komoditi ini masih
mempunyai kekuatan pasar yang cukup besar. Selain itu juga terbuka peluang untuk pasar lokal terbuka pula peluang
ekspor. Dengan demikian, kacang panjang mempunyai prospek cukup baik untuk
diusahakan (Haryanto, dkk, 1994).
Pemakaian
pupuk organik perlu dipertimbangkan dalam rangka penelitian hasil. Pupuk
organik perlu ditambahkan kedalam tanah, karena pupuk organik yang telah
mengalami dekomposisi dapat memperkaya zat hara tanah, juga berperan sebagai
perbaikan sifat fisik tanah, tata ruang udara tanah, mempertinggi daya ikat
tanah terhadap zat hara sehingga tidak mudah larut oleh air hujan dan
meningkatkan daya agregat tanah. Selain itu, bahan organik juga dapat
meningkatkan sifat biologi tanah (Marsono dan Sigit, 2001).
Pupuk
kandang berasal dari hasil pembusukan kotoran hewan, baik itu berbentuk padat
(feses atau kotoran) maupun cair (urin) sehingga warna, rupa, tekstur, bau dan
kadar airnya tidak lagi seperti aslinya. Biasanya, pupuk kandang tidak murni
seratus persen kotoran hewan, tetapi termasuk juga sisa makanan dan alas
tidurnya.
Sebenarnya,
kotoran dari semua jenis hewan dapat dipakai sebagai pupuk. Namun kotoran yang
berasal dari hewan – hewan peliharaan, seperti kotoran sapi, kerbau, kelinci,
ayam, kambing atau kuda adalah yang paling sering digunakan. Pasalnya kotoran
dari hewan peliharaan yang dikandangkan gampang dikumpulkan. Pupuk kandang dari
sapi mengandung 0,97 % Nitrogen (N); 0,69 % Fosfor (P); 1,66 % Kalium (K)
(Anonim, 2007).
Ciri
pupuk matang adalah tidak berbau tajam (bau amoniak), terasa dingin jika
dipegang, berwarna gelap, kering dan gembur jika di remas (Anonim, 2007).
Sedangkan peranan dari pupuk kandang antara lain : 1. Mengembangkan beberapa
unsur hara seperti Fosfor, Nitrogen, Sulfur dan Kalium; 2. Meninkatkan
Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah; 3. Melepaskan unsur P dari oksida Fe dan
Al; 4. Memperbaiki sifat fisik dan struktur tanah; 5. Membentuk senyawa kompleks
dengan unsur hara makra dan mikro sehinggan dapat mengurangi proses pencucian
unsur hara (Jumin, 1994).
Nutrifarm
– AG adalah suplemen atau pupuk pelengkap cair biologis yang disemprotkan ke
daun tanaman untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman. Nutrifarm – AG diciptakan
untuk meningkatkan tanaman agar lebih tahan dari pengaruh luar lingkungan
tumbuh, sehingga tanaman tersebut menjadi lebih sehat kondisinya untuk memanfaatkan
cahaya sinar matahari, air dan hara yang tersedia dalam tanah secara optimal
(Anonim, 2008).
Berdasarkan
latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
meneliti pengaruh pemberian pupuk kandang dan Nutrifarm – AG terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L).
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh pupuk kandang dan Nutifarm – AG terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman kacang panjang.
Hipotesa Penelitian
- Adanya
pengaruh pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang
panjang.
- Adanya
pengaruh Nutrifarm – AG terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang.
- Adanya
interaksi pupuk kandang dan Nutrifarm – AG pertumbuhan dan produksi
tanaman kacang panjang.
Kegunaan Penelitian
- Sebagai
penelitian ilmiah yang digunakan sebagai dasar penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat
untuk menempuh ujian Strata – 1 (S1) pada Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
- Sebagai
sumber informasi bagi pihak – pihak yang membutuhkan dalam budidaya
tanaman kacang panjang.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Kacang Panjang
Menurut
Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang adalah sebagai
berikut :
Divisio :
Spermatophyta
Sub
Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo :
Rosales
Famili : Leguminaceae
Genus :
Vigna
Spesies :
Vigna sinensis (L)
Tanaman kacang panjang termasuk dalam
famili papilionaceae yang tergolong
tanaman semusim berbentuk perdu yang bersifat membelit atau setengah membelit.
Batangnya panjang, liat dan sedikit berbulu. Daunnya tersusun tiga helai dengan
bunga berbentuk kupu – kupu. Buahnya bulat, panjang, ramping dan panjang nya
antara10 – 80 cm. Sewaktu muda buah berwarna hijau keputih – putihan, putih dan
setelah tua berwarna kekuning – kuningan dan kering. Buah yang masih muda
sangat mudah patah, sedangkan sesudah tua menjadi liat (Suherni, 2007).
Akar tanaman kacang panjang terdiri atas
akar tunggang, akar cabang dan akar serabut. Perakaran tanaman dapat mencapai
kedalaman 60 cm. Akar tanaman kacang panjang dapat bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium SP. Ciri adanya simbiosis
tersebut yaitu terdapat bintil – bintil akar disekitar pangkal akar. Aktifitas
bintil akar ditandai oleh warna bintil akar sewaktu dibelah. Jika berwarna
merah cerah menanadakan bintil akar tersebut efektif menambah nitrogen,
sedangkan bila bintil akar berwarana merah pucat, berarti penambahan nitrogen
kurang efektif (Pitojo, 2006).
Batang kacang panjang ini tegak,
silindris, lunak, berwarna hijau dengan permukaan licin. Batang tumbuh ke atas,
membelit kearah kanan pada turus atau tegakan yang didekatnya. Batang membentuk
cabang sejak dari bawah batang (Pitojo, 2006).
Daun tanaman kacang panjang berupa daun
majemuk, melekat pada tangkai daun agak panjang, lonjong, berseling, panjangnya
6 – 8 cm, lebar 3 – 4,5 cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip,
pertulangan menyirip, tangkai silindris dengan panjang kurang lebih 4 cm dan
berwarna hijau (Anonim, 2008).
Bunga tanaman kacang panjang berbentuk
kupu – kupu. Ibu tangkai bunga keluar dari ketiak daun. Setiap ibu tangkai
bunga mempunyai 3 – 5 bunga. Warna bunganya ada yang putih, biru atau ungu.
Bunga kacang panjang menyerbuk sendiri. Penyerbukan silang dengan bantuan
serangga dapat juga terjadi dengan kemungkinan 10 % (Haryanto, dkk, 1994).
Bunga kacang panjang tidak tumbuh dan
mekar secara serentak. Ragam waktu mekarnya bunga kacang panjang adalah sebagai
berikut : 1). Dua bunga yang terletak pada bagian bawah dan bersebelahan
terkadang mekar hampir bersamaan, 2). Bunga berikutnya muncul dan mekar setelah
satu atau dua polong mencapai panjang 5 – 10 cm atau bahkan lebih. Beberapa
diantaranya dapat menjadi buah, namun pertumbuhannya tidak sekuat buah yang
pertama kali muncul (Pitojo, 2006).
Buah tanaman kacang panjang berbentuk
polong yang ukuran panjang dan rampingnya, serta berwarna hijau keputih –
putihan atau putih (buah muda) atau kemerahan namun setelah tua akan menjadi
kuning – kekuningan. Panjang buah tanaman kacang panjang 15 – 25 cm (Anonim,
2008).
Pada satu tangkai biasanya terdapat antara
satu sampai tiga buah, buah yang muncul pada tangkai pertama kali atau hampir
muncul bersamaan biasanya tumbuh awal. Buah kacang panjang tiap tangkai tidak
selalu sama kuat pertumbuhannya (Sastrahidajat dan Soemarno, 1991).
Biji kacang panjang berbentuk bulat agak
memanjang, namun ada juga yang pipih. Pada batang bagian tengah biji terdapat
bekas tangkai yang menghubungkan antara biji dan kulit buah. Biji yang semakin
tua akan mengering. Kulit biji tua ada yang berwarna putih, merah keputih –
putihan, cokelat dan hitam. Pada satu polong biasanya terdapat sekitar 15 biji
atau lebih, tergantung pada panjang polong dan dipengaruhi oleh pertumbuhan
tanaman dan varietas kacang panjang tersebut (Rukmana, 1995).
Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Panjang
Iklim
Ketinggian
tempat berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman kacang panjang. Tanaman
kacang panjang dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi (sekitar
1.500 m dpl). Penanaman didataran tinggi terutama
ditujukan untuk keperluan konsumsi. Sementara untuk tujuan penangkaran benih,
tanaman kacang panjang seyogiyanya dibudidayakan di dataran rendah dan sedang. Di dataran
tinggi, umur panen tanaman kacang panjang
relatif lebih panjang dibandingkan di dataran rendah lebih tinggi
produktivitasnya (Pitojo, 2006).
Tanaman
kacang panjang akan tumbuh lebih baik pada dataran rendah tetapi syarat
tumbuhnya sangat fleksibel. Jenis tanah tidak terlalu dipermasalahkan, akan
tetapi tanaman kacang panjang cenderung lebih menyukai tanah yang bereaksi
normal. Hal yang tidak disukai tanaman kacang panjang hanyalah tanah yang
tergenang dan yang teduh (Soewito, 1990).
Tanaman
kacang panjang tumbuh dengan baik di daerah beriklim hangat, dengan kisaran suhu
antara 20o C – 30o C. Di daerah bersuhu rendah, yakni di
bawah 20o C pertumbuhannya relatif lambat dan jumlah polong yang
terbentuk hanya sedikit. Tanaman kacang panjang peka terhadap pengaruh suhu
dingin dan dapat mati kalau terkena frost (suhu di bawa 4o C)
(Pitojo, 2006).
Tempat
terbuka (mendapat sinar matahari penuh), iklimnya kering dan curah hujan
tahunan antara 600 – 1.500 mm. Di tempat yang terlindung (teduh) menyebabkan
pertumbuhan tanaman kacang panjang agak lambat dan kurus serta buahnya jarang
atau sedikit (Rukmana, 1995).
Tanah
Pada dasarnya tanah adalah tubuh alam (Natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat
bekerjanya gaya – gaya alam (Natural forces)
terhadap bahan alam dipermukaan bumi. Tubuh alam ini dapat berdiferensiasi
membentuk horizon – horizon mineral ataupun organik, yang kedalamanya beragam
dengan sifat – sifatnya yang berbeda, dengan bahan induk yang terletak di
bawah, morfologi, komposisi kimia, sifat – sifat fisik maupun biologinya
(Hasibuan, 2006).
Jenis
tanah yang ideal bagi pertumbuhan tanaman kacang panjang ini adalah tanah yang
bertekstur lempung berpasir dan memiliki pH tanah sekitar 5,5 - 6,5. Jenis
tanah yang terlalu masam dapat dilakukan dengan pengapuran memakai kapur
dolomit (Samadi, 2003).
Biologi
tanah kacang panjang termasuk leguminosa yang atas bantuan bintil – bintil akar
Rhizhobium radicula mampu menambat nitrogen bebas dari udara.
Kemampuan menambat nitrogen ini dipengaruhi oleh kelembapan tanah, pH, unsur
Ca, P, K, Mo, Co, Mn, senyawa nitrat dan omonium, serta adanya faktor biologis
penghambat berupa Bakteriophage dan Rhizophage di dalam tanah. Rhizobium
aktif pada pH antara 5,5 – 7,0 dan suhu
optimal 10o C – 28o C (Pitojo,2006).
Fiksasi
nitrogen telah terjadi pada tanaman kacang panjang yang berumur dua minggu
setelah tanam. Pada umur 14 – 21 hari, fiksasi nitrogen rata – rata mencapai
0,62 mg / hari. Pada umur 30 – 41 hari mencapai 2,44 mg / hari dan pada umur 41
– 58 hari mencapai 3,73 mg / hari (Sutedjo, 1991).
Peranan Pupuk Kandang
Pemupukan
tanah dengan pupuk kandang dapat mengakibatkan tanah menjadi baik dengan daya
mengikat airnya menjadi lebih tinggi. Pupuk kandang juga berpengaruh terhadap
keadaan fisik, kimia dan biologis tanah. Menurut Buckman dan Brady (1982),
mengatakan bahwa pupuk kandang merupakan lapisan yang berada di permukaan tanah
mempunyai sifat yang dapat mengikat air permukaan empat sampai enam kali
beratnya sendiri dan air merupakan kebutuhan yang paling penting untuk
melarutkan unsur hara di dalam tanah dan dimanfaatkan oleh tanaman.
Fungsi
pupuk kandang antara lain mampu mengembangkan beberapa unsur hara seperti
fosfor, nitrogen, sulfur, kation dan dapat melepaskan unsur P dari oksidasi Fe
tanah dan dapat membentuk senyawa kompleks dengan unsur makro dan mikro
sehingga tanaman dapat mengurangi proses pencucian dari unsur yang dikandungnya
(Suwardjono, 2003).
Selain
itu peranan penting dari pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman adalah sebagai berikut :
a) Pupuk kandang mengandung zat seperti N(0,97), P(0,69), K(1,66) .
b) Mampu melonggarkan susunan tanah terutama
jenis tanah liat sehingga udara mudah menembus kedalam, dengan kata lain dapat memperbaiki aerase tanah.
c) Meningkatkan daya serap tanah terhadap
air, sehingga ketersediaanair yang dibutuhkan tanaman memadai..
d) Mendorong kehidupan dan perkembangan jasad
renik tanah yang berguna untuk mengubah zat – zat makanan di dalam tanah.
Peranan Nutrifarm – AG
Nurifarm
– AG menunjang fungsi tanaman saat tumbuh dan saat berbuah. Bagi petani dapat
membawa dua manfaat yaitu penggunaan pestisida dan bahan lain dapat berkurang
sehingga biaya produksi dapat di tekan serta produksi bertambah atau panen
meningkat, dan bagi distributor tentunya memberi keuntungan yang besar pula. Manfaat penyemprotan Nutrifarm – AG pada tanaman adalah :
a)
Merangsang
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
b)
Tanaman
lebih tahan terhadap stres , hama dan penyakit.
c)
Meningkatkan
hasil panen.
d)
Memperbaiki
kualitas hasil panen (Verheyen, 2008).
Nutrifarm – AG dengan
formulasi cair dan diaplikasikan dengan penyemprotan pada daun tanaman.
Nutrifarm – AG mengandung unsur hara : 5,48
% Nitrogen (N) ; 3,33 % Phosphorus (P2O5) ; Photassium (K2O)
; 0,75 % Sulfur (S) ; 0,014 % Baron (B) ; 0,01 %Cobalt (Co) ; 0,25 % Cupper
(Cu) ; 0,32 % Iron (Fe) ; 0,26 % Manganese (Mn) ; 0,0005 % Molybdenum (Mo) ; 0,53 % Zinc (Zn).
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di lahan
percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara di jalan
Tuar, Kecamatan Medan Amplas, dengan ketinggian tempat ± 27 meter di atas permukaan laut. Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan januari sampai maret 2009.
Bahan dan Alat
Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah : benih tanaman kacang panjang, pupuk kandang dar kotoran sapi, pupuk
cair Nutrifarm – AG, fungisida Dithane M – 45, insektisida Sevin 85 – SP, dan
tanah top soil.
Alat
– alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : cangkul, parang babat,
gembor, handsprayer, meteran, kuas, cat, paku, papan plat sample, alat tulis,
kalkulator dan lainnya yang dianggap perlu.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial, dengan dua faktor yang diteliti, yaitu
:
- Faktor pemberian pupuk kandang (P)
terdiri dari 4 taraf, yaitu :
Po
= Tanpa pemberian pupuk
kandang
P1
= 2 kg / plot
P2 = 4 kg / plot
P3 =
6 kg / plot
- Faktor pemberian pupuk cair Nutrifarm
– AG (N) terdiri dari 3 taraf, yaitu
:
N1 =
3,0 ml / liter air
N2 =
5,0 ml / liter air
N3
= 7,0 ml / liter air
Jumlah kombinasi perlakuan 3 x 4 = 12 kombinasi
P0N1 P1N1 P2N1 P3N1
P0N2 P1N2 P2N2 P3N2
P0N3 P1N3 P2N3 P3N3
Jumlah ulangan = 3
ulangan
Jumlah tanaman per plot = 8
tanaman
Jumlah tanaman sampel per plot = 4 tanaman
Jumlah plot penelitian = 36
plot
Jarak antar plot = 50 cm
Jarak antar ulangan = 100
cm
Panjang plot
penelitian = 1,2 m
Lebar plot
penelitian = 1,8 m
Luas plot penelitian = 1,2 m x 1,8 m
Jarak tanam = 40 cm x 60 cm
Jumlah tanaman seluruhnya = 288 tanaman
Jumlah tanaman sampel = 144 tanaman
Model linier diasumsikan untuk Rancangan
Acak Kelompok (RAK) faktorial adalah sebagai berikut :
Yijk = μ + μi + βj + ∂k + (β∂)jk +∑ijk
Dimana :
Yijk
= Data taraf pengamatan pada
blok ke – 1, faktor A pada taraf ke – j dan faktor
N pada taraf ke – k
μ = Efek nilai tengah
μi = Efek dari blok ke – i
βj = Efek dari perlakuan faktor A pada taraf ke
– j
∂k = Efek dari perlakuan faktor N pada taraf ke
– k
(β∂)jk = Efek dari perlakuan faktor A pada taraf ke
– j dan efek dari perlakuan
faktor N pada taraf ke – k
∑ijk =
Efek eror pada blok – i, faktor A
pada taraf ke – j dan faktor N pada
taraf ke - k
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Areal
Pengolahan tanak dilakukan setelah dibersihkan
terlebih dahulu rumput – rumput yang ada di areal pertanian. setelah keadaan
lahan benar – benar bersih mka
dilakukan pengolahan tanah. pengolahan tanah dilakukan dua kali yaitu
pengolahan pertama dengan mencangkul tanah sedalam 20 – 30 cm kemudian tanah
dibiarkan selama seminggu. Pengolahan kedua dengan menghancurkan gumpalan –
gumpalan tanah yang besar, agar diperoleh tanah yang gembur.
Persiapan Plot Penelitian
Pembuatan
plot penelitian dilakukan setelah pengolahan tanah. Ukuran berdasarkan
penelitian yaitu panjang 100 cm dan lebar 180 cm dengan jumlah plot 36 plot. Jumlah
ulangan sebanyak tiga ulangan, jarak antar ulangan 100 cm, jarak antar plot 50
cm dan tinggi bedengan ± 30 cm.
Pembuatan Lubang Tanam
Lubang
tanam dibuat dengan ukuran ± 3 cm. Alat yang digunakan untuk membuat lubang
tanam dapat dengan tugal yang terbuat dari kayu. Dengan jarak tanam 40 cm x 60 cm.
Penyediaan Benih
Benih
tanaman kacang panjang yang baik dan bermutu adalah sebagai berikut: Biji tidak keriput
(bernas), murni (tidak tercampur dengan varietas lain), tidak terinfeksi oleh
hama maupun penyakit dan memiliki daya kecambah yang tinggi (minimal 85%).
Persiapan dan Penanaman Benih
Sebelum dilakukan penanaman, benih direndam dengan
air hangat (kira – kira 37o C) atau
direndam dalam larutan Dithane M – 45 dengan dosis 5 cc / liter air, lama perendaman
kira – kira dua jam. Tujuan dari perendaman ini adalah untuk menghilangkan
sumber penyakit yang ada dipermukaan benih. Pilih bibit tanaman kacang panjang
yang sehat dan subur, bibit tnaman kacang panjang tersebut ditanam hingga
sebatas leher akar, kemudian tanah di sekitar pangkal batang agak dipadatkan
agar menyatu dengan tanah .
Pemelihaaan
Penyiraman
Penyiraman dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
Penyiraman dilakukan setiap hari dengan interval dua kali sehari yaitu pada
pagi dan sore hari. Apabila turun hujan maka penyiramn dilakukan pada satu hari
saja.
Penyisipan
Penyisipan
bertujuan untuk menggantikan tanaman yang tidak tumbuh atau tanaman yang tumbuh
kerdil. Penyisipan dilakukan pada saat tanaman berumur ± satu minggu setelah
tanam. Tanaman sisipan berasal dari benih yang sama yang telah disiapkan
sebelumnya.
Pengajiran
Pemasangan ajir dilakukan seawal mungkin sekitar ±
15 hari setelah tanam. Ajir biasanya terbuat dari belahan bambu dengan
ketinggian ± 2 m. Fungsi ajir untuk menambatkan tanaman kacang panjang agar
dapat tumbuh tegak lurus ke atas dan menopang polong yang letaknya
bergantungan.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan sebelum pemupukan, gulam
harus dibersihkan dahulu karena merupakan kompetitor tanaman kacang panjang
dalam penyerapan unsur hara sehingga menurunkan hasil tanaman kacang panjang.
Pemupukan
Pupuk
dasar diberikan pada saat pengolahan tanah yaitu dengan memberikan pupuk NPK.
Pemberian pupuk kandang hanya sekali diaplikasikan ke tanah saat selesai
pengolahan tanah dengan cara
dicampur secara merata dengan tanah. Pemberian Nutrifarm – AG diaplikasikan pertama saat tanaman belum
berbunga dan pemberian selanjutnya diaplikasikan tiga minggu setelah pemberian
pupuk pertama.
Pemangkasan
Pemangkasan pada tanaman kacang panjang perlu
dilakukan bila terlalu subur atau banyak cabang yang kurang produktif. Pada
tanaman yang normal tidak perlu pemangkasan. Tujuan pemangkasan untuk
merangsang terbentuknya cabang baru yang produktif agar terbentuknya bunga
secara maksimal (Haryanto, dkk, 1994).
Pengendalian Hama dan Penyakit
Untuk melindungi tanaman dari gangguan hama
dilakukan penyemprotan insektisida Sevin
85 – SP dengan dosis 0,1 %. Untuk
pengendalian penyakit diberikan fungisida Dithane M – 45. Penyemprotan
disesuaikan dengan intensitas penyerangan, dalam hal ini lebih diutamakan
pencegahan dari pada adanya penyerangan.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada umur 47 hari setelah tanam, polong yang
tepat untuk sayuran segar, warnanya hijau segar dan polongnya masih padat.
Interval panen dilakukan seminggu sekali. Dari dua tanaman sampel yang
dijadikan sampel adalah tanaman yang paling baik pertumbuhannya.
Peubah Pengamatan
Panjang Tanaman (cm)
tinggi tanaman diukur mula dua minggu setelah
tanam sampai lima minggu setelah tanam. Digunakan patok standart 10 cm dari
atas permukaan tanah. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan menggunakan
alat meteran.
Panjang Polong (cm)
Panjang polong per tanaman sampel diukur dengan
menggunakan alat meteran yang dimulai dari pangkal sampai ujung polong.
Pengukuran dilakukan setelah panen.
Diameter Polong (mm)
Diamater
polong diukur pada semua polong pada bagian tengah polong. Dilakukan pada saat
panen.
Berat Polong (g)
Berat polong per tanaman sampel ditimbang dengan
timbangan, yang dilakukan setelah panen.
Jumlah Polong per Tanaman (buah)
Jumlah buah per tanaman sampel dihitung pada akhir
penelitian dan setelah panen dengan menghitung pada setiap tanaman perplot nya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007. Petunjuk Pemupukan. AgroMedia.
Jakarta.
Buckman, H, O, Brady, N, C,
1982. Ilmu Tanah. Diterjemahkan Oleh Soegiman. Bharatana Karya Aksara. Jakarta.
Fachruddin, L, 2000. Tanaman Kacang – Kacangan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Haryanto, E., Suhartini,
T., Rahayu, E, 1994. Budidaya Kacang Panjang. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hasibuan, B, E., 2006.
Pupuk dan Pemupukan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Marsono., Sigit, P, 2001.
Pupuk Akar dan Jenis Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Nazaruddin, 1993. Sayuran
Dataran Rendah. Penebar Swadaya. Jakarta
Pitojo, S, 2006. Benih
Kacang Panjang. Kanisius. Yogyakarta.
Rukmana, R, 1995. Kacang
Panjang. Kanisius. Yogyakarta.
Samadi, P, 2003. Usaha Tani
Kacang Panjang. Kanisius. Yogyakarta.
Sastrahidajat, I, H.,
Soemarno, 1991. Budidaya Tanaman Tropika. Usaha Nasional. Surabaya.
Soewito, D, S., 1990.
Memanfaatkan Lahan Bercocok Tanam Kacang Panjang. CV. Titik Terang. Jakarta.
Sunarjono, H, 2003.
Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suherni, N, 2007. Petunjuk
Praktis Menanam Kacang Panjang dan Buncis. Nuasa. Bandung.
Sutedjo., Mulyani, M, 1991.
MikroBiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.
Lampiran. 1
Bagan Plot
Penelitian
http://muhammad-alqamari.blogspot.com/2012/01/pengaruh-pupuk-kandang-dan-pupuk-cair.html